peluang usaha

Welcome

Selasa, 19 Juni 2012

Olimpiade Sains Naional Pertamina 2011


 
KENANGAN OSN-PERTAMINA 

Olimpiade Sains Nasional Pertamina telah usai, tapi kenangannya masih teringat jelas dibenak ini. Sungguh pengalaman yang takkan terlupakan.

Mengawali hari senin tanggal 31 Oktober 2011 dengan terburu-buru karena terlambat bangun tidur. Pasalnya, pada malam itu tidurnya pukul 03.00 (tepatnya subuh) karena makalah yang dibuat dan setrika pakaian plus kemas – kemasnya dan harus berangkat dari rumah untuk ke bandara pukul 06.00.
Keterlambatan bangun ini membuat PIC menelepon saya dengan nada yang agak kesal (menurut saya) karena tidak sesuai dengan waktu berkumpul yang sudah disepakati. Tidak sampai di situ saja, saya harus dimarahi oleh seorang Ibu yang juga terburu – buru ke kantor. Kami berdua memiliki tujuan yang berbeda, namun memang saya yang salah pilih angkot ( bukan trayeknya ), tapi supirnya lebih mengutamakan saya. Syukurlah !!!! Setiba di tempat berkumpul, ternyata masih ada peserta yang lebih terlambat lagi dari saya, alhasil di bandara kami check – in pada saat pesawat boarding. Jadi, kami tak menunggu di ruang tunggu, ada hikmahnya juga. 


Wisma Makara UI
Capek pun melanda setelah perjalanan panjangsekitar 6 jam 30 menit berakhir, tibalah kami di Wisma Makara UI
Bertemu dengan teman – teman sekamar sambil berkenalan singkat dan merapikan barang – barang bawaan dilemari adalah yang saya lakukan pertama kali di kamar. Ingin rasanya saya segera mandi, dan langsung saja saya realisasikan. Masuk di kamar mandi, saya dibingungkan dengan cara menggunakan shower, berbagai cara lakukan saya lakukan dengan kutak – katik (untung saja showernya tidak rusak karena saya. Saya sempat berpikir, apa mungki fasilitasnya rusak? Kalau rusak, apa saya harus mandi sambil jongkok menggunakan air dari keran?
Saya keluar dari kamar mandi tuk menanyakan masalah ini dengan teman – teman sekamar. Namun ternyata teman – teman sekamar juga pada tak tahu. Mereka tak tahu karena mereka belum mandi, tapi kami sama – sama mencoba kutak – katik showernya namun  tetap tak bisa. Teraksa saya harus mandi sambil jongkok menggunakan air dari keran dan teman yang lainnya melapor ke petugas kalau showernya rusak (pendapat kami).
Petugasnya datang setelah saya mandi, saya juga yang membukakan pintunya.
Petugas            : selamat sore showernya rusak Mas?
Saya                : tak tahu Pak, tapi memang tadi tidak bisa saya gunakan.
Petugasnya ingim masuk ke kamar mandi tuk langsung mengeceknya, namun ada orang di dalam kamar mandi.
Petugas           : kalau mau pakai showernya tarik dulu tombol yang ada di atas keran, dan kalau ` mau pakai kerannya, tekan kembali tombolnya. Nanti dicoba, kalau masih tidak bisa, bisa panggil saya lagi
Saya                : baik Pak, terima kasih.
Tak lama kemudian teman sekamar saya ke luar dari kamar mandi dan kami melakukan apa yang diinstruksikan petugas tadi. Ternyata showernya tidak rusak hanya saja kami yang tidak tahu. Kami tertawa bersama dalam kamar mandi karena ketidaktahuan kami.
...
Jam 7 malam tiba, kami semua peserta OSN berkumpul di sebuah aula untuk malam ramah tamah, mungkin bisa dikatakan juga malam pembukaan OSN Pertamina 2011 tingkat nasional. Sesuai namanya, kami langsung dipersilahkan untuk makan malam. Bisa dikatakan saya kloter yang mengambil makan malam saat itu, sehingga masih banyak bangku yang kosong untuk diduduki tapi saya lebih memilih duduk di belakang. Karena bangku di samping saya kosongada peserta dari daerah lain ingin duduk di samping saya “ ingin duduk dekat orang Papua ” katanya. Memang kami sudah berkenalan sebelumnya di bis dalam perjalanan menuju wisma. Saya cukup tersanjung dengan keinginannya. Tetapi disela-sela kami makan dia bertanya, “di Papua makan nasi juga ya?”. Jawab saya “iya” sambil tersenyum. Namun dalam hati saya, saya berkata “ hah???? Orang ini bercanda apa? Atau memang pengetahuannya mengenai Papua kurang? Mungkin dia juga tak tahu kalau di Papua ada sawah juga “. Nasib jadi delagasi dari daerah terjauh dan jarang diekspos, tapi tetap bangga. Pertamanya disanjung tapi selanjutnya pertanyaannya di luar dugaan.
Dalam malam ramah tamah ada sesi game, dan firasat saya mengatakan ada sesuatu yang akan terjadi. Firasat saya benar, ketika seorang LO yang membawakan sesi game mancari orang untuk berpartisipasi dalam game ini, perasaan saya mengatakan LO ini mengarah ke arah saya untuk memanggil saya dan itu benar.

 
Kami ada berenam yang menjadi target LO, perkenalan singkat terjadi dia antara kami. LO menjelaskan instruksi game yang akan dimainkan, dan senyum – senyum sendiri karena mikir saya bisa tidak? Karena bisa dikatakan game yang akan dimainkan merupakan kelemahan saya, di mana game ini mengharuskan saya untuk berbicara di hadapan banyak orang yang baru saya temui, orang yang saya kenal saja masih malu (harus merangkai kata – kata dulu. Pada game ini saya harus mendeskripsikan sebuah gambar, namun harus saling berkaitan dengan teman yang sebelumnya mendeskripsikan gambarnya. Game Ini benar – benar menjadi kelemahan saya. Ketika saya mengambil kertasnya, saya melihat gambar yang ada di situ adalah gambar kereta api yang padat penumpangnya. Mungkin khusus gambar itu saya bisa mendeskripikannya sendiri, tetapi karena harus dirangkai dengan deskripsi gambar sebelumnya (inti game ini) kue saya jadi sangat bingung dan perasaaan yang gugup. Ketika giliran saya tiba dan harus mendeskripsikannya saya hanya bisa tersenyum saja tak tahu harus berkata apa. Pada saat itu saya sangat malu karena tingkah LO yang mengatakan kepada peserta lainnya untuk memberikan saya semangat denag tepuk tangan dan itu dilaksanakn dua kali ( seingat saya), ditambah lagi dengan ingin menunda giliran saya ke peserta yang lain dan lebih parahnya lagi ingin memanggil dekan saya (untung tak terjadi). Pikiran berkecamuk,ingin saja saya katakan “maaf di Papua tidak ada kereta api ataupun listrik saja saja baru melihat kereta ketika dalam perjalanan menuju wisma” tapi saya pikir – pikir, itu hanya akan membuat saya lebih malu lagi dan teman – teman lainnya dari Papua. Jadi saya deskripsikan saja sebisa saya. Yang baca tulisan ini kiranya masih mengingat apa yag saya katakan waktu itu.
 
Saya rasa cerita saya sekian, terlalu banyak jika saya harus ceritakan semuanya dari hari pertama sampai kelima. Namun yang jelas OSN Pertamina ini penuh cerita, pengalaman, dan pelajaran yang sangat berharga yang saya dapati.
Namun satu hal yang pasti yang saya dapatkan adalah Indonesia mempunyai Energi Negeri  yang begitu melimpah, kami yang hadir pada ajang ini hanyalah sebagian kecil dari yang ada. Jadi saya rasa, untuk membangun negeri ini tidaklah sulit, hanyalah dibutuhkan semangat juang bersama dan tali pesaudaraan yang erat. OSN Pertamina telah menjembataninya, kita harus meneruskannya. BRAVO INDONESIA!!!!!!
Luar biasa yang hanya bisa saya ucapkan pada ajang ini. Ajang yang mempertemukan orang – orang hebat dari seluruh Indonesia.
Thank You Pertamina, teruslah mencetak energi berprestasi sebagai sumber energi.
Eitsssss, belum berakhir saya rasa ada hal yang ingin saya bagikan buat teman – teman dari pengalaman yang masih saya ingat dan yang saya pelajari dari OSN Pertamina.

11. Ada peserta yang bertanya pada saya, “ kok rambut kamu tidak keriting?”. Langsung saya jawab, di Papua itu tidak semuanya penduduk asli Papua, ada juga orang perantauan seperti saya ini.  ( jadi bingung saya, mengapa kebanyakan orang – orang di luar Papua pengetahuannya  tentang Papua sepertinya kurang? )
22. Waktu naik kora – kora saya tutup mata smbil teriak tak karuan dan menghentakkan – hentakkan kaki saya. Sehingga ada seorang bapak mengatakan saya stress.
33. Ketika saya menilai kemampuan saya sendiri dalam ajang ini, saya rasa saya ada di urutan 33 dari 33 peserta. Saya bisa juara di provinsi karena keberuntungan. Jadi saya jadikan ini untuk motivasiuntuk lebih giat lagi untuk belajar dan menjadi cerita buat teman – teman saya di kampus jika di luar sana banyak sekali orang hebat untuk dijadikan sebagai motivasi untuk berjuang di tahun depan.
44. Makanan selama karantina banyak sekali. Jika di kontrakkan makan apa  adanya sedangkan selama di sana makan karena ada apanya. Sampai – sampai ada snack yang tidak saya makan karena kenyang terus, tapi kalau dikontrakkan saya tak mungkin terjadi. Dilema sempat saya rasakan ketika makan malam di malam penganugerahan, ada makanan luar negeri. Ingin rasanya makan makanan luar negeri mumpung gratis, kalau restoran pasti mahal dan tak sesuai dengan isi kantong. Tapi takut salah ambil makanan, bisa jadi yang menjadi hiasan pada makanan yang saya ambil.
15. Ini pengalaman yang sangat mengasyikkan dan tatkan terlupakan, karena semuanya gratis (makanan, penginapan, transportasi) dan banyak plus – plusnya. Jujur saja, Rp. 1,00 pun tidak saya keluarkan untuk merasakan semuanya malah diberi uang. Tapi yang lebih mengasyikkan dan tak terlupakan adalah bisa bertemu kalian semua sobatku (Alumni OSN Pertamina 2011) kalian sudah menorehkkan sebuah cerita terindah di hati dan takkan pernah terhapus juga selalu membuat saya tersenyum ketika mengingat kalian.
Cerita ini membuat saya ingin kembali mengikuti ajang ini lagi, merasakan atmosfer yang penuh canda tawa, kebahagiaan, dan sebuah kompetisi yang sehat.
Love, Miss, and Respect forever for all Alumni OSN Pertamina 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar