Meskipun cukup sering meletus Gunung
Merapi sangat berperan penting bagi kehidupan orang Jawa dan Kesultanan.
Letusan Merapi yang berupa lava, abu dan mineral vulkanik yang menyebar
ke daerah sekitarnya, membuat tanah-tanah di sekitar gunung ini subur
dan paling subur di dunia, hal ini menjadikan kawasan disekitar Gunung
Merapi dipadati oleh para penduduk. Gunung berapi yang megah ini
berbentuk kerucut, dengan ketinggian 2.911 meter di atas permukaan laut,
gunung ini juga berperan penting dalam menentukan kehidupan kerajaan
dan alam di wilayah Jawa. Pada awal abad ke-11, kerajaan Mataram kuno
menghilang secara misterius, dan tiba-tiba bergeser ke Jawa Timur. Para
ilmuwan menduga bahwa kekuatan letusan Merapi pada tahun 1006 Masehi
merupakan penyebab kehancuran kekaisaran Mataram.
Letusan Gunung Merapi yang dasyat ini juga menutupi Candi Borobudur di dekatnya dengan abu vulkanik yang berbahaya. Baru-baru ini pada abad ke-20, letusan besar pada tahun 1930 menewaskan 1300 jiwa. Saat ini Merapi masih sering meletus, tetapi orang-orang yang tinggal di sekitar kawasan gunung ini telah berteman dekat dengan gunung ini dan menerima gemuruh dan letusan ringan Gunung Merapi sebagai bagian dari fenomena alam biasa.
Letusan Gunung Merapi yang dasyat ini juga menutupi Candi Borobudur di dekatnya dengan abu vulkanik yang berbahaya. Baru-baru ini pada abad ke-20, letusan besar pada tahun 1930 menewaskan 1300 jiwa. Saat ini Merapi masih sering meletus, tetapi orang-orang yang tinggal di sekitar kawasan gunung ini telah berteman dekat dengan gunung ini dan menerima gemuruh dan letusan ringan Gunung Merapi sebagai bagian dari fenomena alam biasa.
Masyarakat lokal menghormati kekuatan
yang luar biasa dari gunung berapi ini. Setiap tahun, pada hari perayaan
penobatan Sultan, persembahan (labuhan) dibawa dari keraton Yogya ke
Gunung Merapi dan ke selatan Samudera Hindia, hal ini bertujuan untuk
menenangkan roh-roh penjaga gunung dan laut dan untuk membawa
kesejahteraan kepada penduduk di wilayah Jawa.
Merapi terus dipantau oleh sejumlah
pihak berwenang, yang bertugas untuk memperingatkan penduduk mengenai
letusan yang akan datang.
Wisata Lava Merapi
Jejak letusan Gunung Merapi 2010 dikemas dalam bentuk wisata lava tour
oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Anda bisa langsung mendekati
bekas-bekas terjangan awan panas dan lava Merapi yang sudah dingin
terutama di Dusun Manggung, Umbulharjo. Anda yang selama ini hanya
melihat lava ataupun material merapi dari televisi atau membaca surat
kabar, kini dapat melihatnya dari dekat.
Wisata lava meliputi kawasan Manggung, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Di daerah-daerah tersebut, lava dingin mencapai ketinggian hingga 20 meter yang tentunya akan sangat menarik rasa penasaran untuk melihat dan menyentuh material gunung Merapi tersebut secara langsung. Wisata lava tour ini akan dilakukan manakala Merapi dalam kondisi normal dan tidak masuk pada zona rawan Merapi. Anda yang datang diperbolehkan melihat kondisi material Merapi yang masih panas maupun perkampungan yang terbakar. Dari kawasan ini, Anda dapat menyaksikan puncak Merapi yang menjulang setinggi 2.968 meter di atas permukaan laut (dpl) dihiasi oleh asap sulfatara yang tak pernah berhenti mengepul dari mulut kawahnya, memperlihatkan bahwa gunung ini tak pernah berhenti beraktivitas.
Puncak Merpai menjajikan daya pikat untuk menikmati keindahan matahari terbit pada pagi hari dengan pemandangan alami dari jajaran Gunung Ungaran, Telomoyo dan Merbabu. Gunung Merapi dan sekitarnya menawarkan wisata gunung api seperti udara yang sejuk, lintas alam, keindahan kubah lava yang masih aktif.
Gunung Merapi terletak di Provinsi Jawa Tengah terletak lebih kurang 25 km dari Yogyakarta, merupakan gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Merapi menjadi salah satu dari 16 gunung api dunia yang termasuk dalam Gunung Api Dekade Ini. Gunung Merapi yang berpredikat sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, Merapi menyimpan potensi bencana alam berupa letusan atau erupsi. Gunung Merapi merupakan satu dari 129 gunung api yang ada di Indonesia dan merupakan yang paling aktif. Periode letusan Gunung Merapi tercatat 2-8 tahun, tetapi aktivitas kecil seperti pembentukan kubah lava terjadi hampir sepanjang tahun.
Gunung Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu. Namun sejarah aktivitasnya baru mulai diamati dan ditulis sebagai dokumen sejak tahun 1791. Gunung Merapi terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Para peneliti geologi mengajukan berbagai macam teori mengenai keganasan letusan Merapi. Salah satunya yang terkenal datang dari ahli geologi Belanda, Reinout Willem van Bemmelen, yang mengajukan asumsi bahwa Gunung Merapi pernah meletus hebat pada 1006. Letusan hebat ini, oleh para ahli arkeologi kemudian ditafsirkan sebagai penyebab bagi pusat-pusat kerajaan Mataram Kuna mengalami kemunduran dan kemudian berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Merapi pernah meletus beberapa kali, di antaranya tahun 1672, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya, yaitu erupsi 1954, 1961, 1969, dan 1972-1973. Erupsi lainnya terjadi pada 1994 yang menewaskan puluhan orang, sementara erupsi tahun 1998 tidak menimbulkan korban jiwa, karena letusannya mengarah ke atas. Terjadi juga terjangan lahar dan awan panas atau wedhus gembel ketika erupsi tahun 2006.
Bagi masyarakat sekitarnya Gunung Merapi mandatangkan material pasir yang luar biasa banyak dan berkualitas bagus. Selain itu Gunung Merapi merupakan obyek wisata yang sangat menarik dan banyak dikunjungi untuk melihat pemandangan yang menakjubkan dari gardu pandang atau yang ingin menikmati keindahan puncak Merapi dengan melakukan pendakian secara langsung. Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Keadaan ini berubah sangat drastis sejak 26 Oktober 2010 saat Gunung Merapi meletus. Masyarakat dikawasan lereng Gunung Merapi saat ini hidup dalam keterbatasan setelah letusan. Mereka kehilangan tempat tinggal, harta berharga, dan sanak saudara. Sebelumnya sumber penghidupan masyarakat dilereng Merapi adalah pertanian dan perternakan.
Museum Gunung Api Merapi (MGM)
Apabila wisata lava Merapi kurang cocok dengan minat Anda maka mengapa tidak mengunjungi Museum Gunung Merapi. Bangunannya berdiri megah di lereng selatan Gunung Merapi. Tepatnya, loksinya terletak di Desa Harjobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, atau sekitar 5 km dari kawasan obyek wisata Kaliurang. Museum Gunung Api Merapi ini diperkenalkan dengan sebutan 'Merapi Jendela Bumi’ karena merupakan wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya.
Bangunan Museum Gunung Api Merapi (MGM) diresmikan 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Dibangun di atas tanah seluas 3,5 hektar dengan bangunan induk museum seluas 4.470 meter persegi ini merupakan aset geo-wisata baru di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bentuk bangunan Museum Gunung Api Merapi mirip sebuah candi, memiliki undak, kaki, badan, dan kepala. Menurut filosofi Hindu, bagian kepala berbentuk kerucut dianalogikan sebagai gunung api yang merupakan sumber kehidupan masyarakat sekitarnya. Pada dinding lobby dipenuhi dengan relief yang menggambarkan kehidupan gunung api dan manusia. Pada bagian tengah lobby tersaji sebuah maket gunung api berskala besar lengkap dengan uap. Di dinding kanan lobby terdapat proses pembuatan museum yang dimulai dari penandatanganan, proses pembangunan, dan momentum peresmian museum. Museum Gunungapi Merapi dilengkapi area lobby dan ruangan-ruangan yang mengambil tema Volcano World, On The Merapi Volcano Trail, Manusia dan Gunung api, Bencana Gempabumi dan Tsunami, Bencana Gerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survey, Extra-terrestrial Volcano, Film Show, dan fasilitas penunjang lainnya. Selain itu rencanaya, museum ini nantinya juga akan dilengkapi dengan taman, area parkir, dan plaza sebagai sarana dan fasilitas bagi pengunjung museum.
Di museum ini Anda akan mendapatkan berikut ini.
Wisata lava meliputi kawasan Manggung, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Di daerah-daerah tersebut, lava dingin mencapai ketinggian hingga 20 meter yang tentunya akan sangat menarik rasa penasaran untuk melihat dan menyentuh material gunung Merapi tersebut secara langsung. Wisata lava tour ini akan dilakukan manakala Merapi dalam kondisi normal dan tidak masuk pada zona rawan Merapi. Anda yang datang diperbolehkan melihat kondisi material Merapi yang masih panas maupun perkampungan yang terbakar. Dari kawasan ini, Anda dapat menyaksikan puncak Merapi yang menjulang setinggi 2.968 meter di atas permukaan laut (dpl) dihiasi oleh asap sulfatara yang tak pernah berhenti mengepul dari mulut kawahnya, memperlihatkan bahwa gunung ini tak pernah berhenti beraktivitas.
Puncak Merpai menjajikan daya pikat untuk menikmati keindahan matahari terbit pada pagi hari dengan pemandangan alami dari jajaran Gunung Ungaran, Telomoyo dan Merbabu. Gunung Merapi dan sekitarnya menawarkan wisata gunung api seperti udara yang sejuk, lintas alam, keindahan kubah lava yang masih aktif.
Gunung Merapi terletak di Provinsi Jawa Tengah terletak lebih kurang 25 km dari Yogyakarta, merupakan gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Merapi menjadi salah satu dari 16 gunung api dunia yang termasuk dalam Gunung Api Dekade Ini. Gunung Merapi yang berpredikat sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, Merapi menyimpan potensi bencana alam berupa letusan atau erupsi. Gunung Merapi merupakan satu dari 129 gunung api yang ada di Indonesia dan merupakan yang paling aktif. Periode letusan Gunung Merapi tercatat 2-8 tahun, tetapi aktivitas kecil seperti pembentukan kubah lava terjadi hampir sepanjang tahun.
Gunung Merapi terbentuk pertama kali sekitar 60.000-80.000 tahun yang lalu. Namun sejarah aktivitasnya baru mulai diamati dan ditulis sebagai dokumen sejak tahun 1791. Gunung Merapi terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Para peneliti geologi mengajukan berbagai macam teori mengenai keganasan letusan Merapi. Salah satunya yang terkenal datang dari ahli geologi Belanda, Reinout Willem van Bemmelen, yang mengajukan asumsi bahwa Gunung Merapi pernah meletus hebat pada 1006. Letusan hebat ini, oleh para ahli arkeologi kemudian ditafsirkan sebagai penyebab bagi pusat-pusat kerajaan Mataram Kuna mengalami kemunduran dan kemudian berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Merapi pernah meletus beberapa kali, di antaranya tahun 1672, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya, yaitu erupsi 1954, 1961, 1969, dan 1972-1973. Erupsi lainnya terjadi pada 1994 yang menewaskan puluhan orang, sementara erupsi tahun 1998 tidak menimbulkan korban jiwa, karena letusannya mengarah ke atas. Terjadi juga terjangan lahar dan awan panas atau wedhus gembel ketika erupsi tahun 2006.
Bagi masyarakat sekitarnya Gunung Merapi mandatangkan material pasir yang luar biasa banyak dan berkualitas bagus. Selain itu Gunung Merapi merupakan obyek wisata yang sangat menarik dan banyak dikunjungi untuk melihat pemandangan yang menakjubkan dari gardu pandang atau yang ingin menikmati keindahan puncak Merapi dengan melakukan pendakian secara langsung. Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Keadaan ini berubah sangat drastis sejak 26 Oktober 2010 saat Gunung Merapi meletus. Masyarakat dikawasan lereng Gunung Merapi saat ini hidup dalam keterbatasan setelah letusan. Mereka kehilangan tempat tinggal, harta berharga, dan sanak saudara. Sebelumnya sumber penghidupan masyarakat dilereng Merapi adalah pertanian dan perternakan.
Museum Gunung Api Merapi (MGM)
Apabila wisata lava Merapi kurang cocok dengan minat Anda maka mengapa tidak mengunjungi Museum Gunung Merapi. Bangunannya berdiri megah di lereng selatan Gunung Merapi. Tepatnya, loksinya terletak di Desa Harjobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, atau sekitar 5 km dari kawasan obyek wisata Kaliurang. Museum Gunung Api Merapi ini diperkenalkan dengan sebutan 'Merapi Jendela Bumi’ karena merupakan wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya.
Bangunan Museum Gunung Api Merapi (MGM) diresmikan 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Dibangun di atas tanah seluas 3,5 hektar dengan bangunan induk museum seluas 4.470 meter persegi ini merupakan aset geo-wisata baru di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Bentuk bangunan Museum Gunung Api Merapi mirip sebuah candi, memiliki undak, kaki, badan, dan kepala. Menurut filosofi Hindu, bagian kepala berbentuk kerucut dianalogikan sebagai gunung api yang merupakan sumber kehidupan masyarakat sekitarnya. Pada dinding lobby dipenuhi dengan relief yang menggambarkan kehidupan gunung api dan manusia. Pada bagian tengah lobby tersaji sebuah maket gunung api berskala besar lengkap dengan uap. Di dinding kanan lobby terdapat proses pembuatan museum yang dimulai dari penandatanganan, proses pembangunan, dan momentum peresmian museum. Museum Gunungapi Merapi dilengkapi area lobby dan ruangan-ruangan yang mengambil tema Volcano World, On The Merapi Volcano Trail, Manusia dan Gunung api, Bencana Gempabumi dan Tsunami, Bencana Gerakan Tanah, Diorama, Peralatan Survey, Extra-terrestrial Volcano, Film Show, dan fasilitas penunjang lainnya. Selain itu rencanaya, museum ini nantinya juga akan dilengkapi dengan taman, area parkir, dan plaza sebagai sarana dan fasilitas bagi pengunjung museum.
Di museum ini Anda akan mendapatkan berikut ini.
- Informasi fenomena gunungapi terbentuk sebagai hasil proses-proses geologi, yang tampil dipermukaan bumi diantaranya berupa bentang alam gunungapi, struktur geologi gunungapi, produk hasil letusan gunungapi, dan produk-produk hasil proses lainnya.
- Informasi ilmiah kegunungapian, kegempaan dan gerakan tanah yang merupakan proses dinamika geologi, dicerminkan diantaranya dalam informasi model pembentukan, mekanisme terbentuknya maupun proses-proses yang menyertainya.
- Informasi sumberdaya gunungapi, sebagai potensi yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat, pengembangan infra-struktur dan lainnya.
- Informasi aspek sosial budaya diantaranya menyangkut kehidupan, budaya, tradisi, mitos dan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan dan keberadaan suatu gunung
- Informasi mitigasi bencana gunungapi, gempabumi, tsunami, gerakan tanah yang ditampilkan dalam bentuk informasi sistem monitoring, penelitian dan pengamatan, sistem peringatan dini, dan upaya mitigasi bencana diantaranya menyangkut sistem penyelamatan masyarakat terhadap ancaman bahaya letusan gunungapi, kegempaan dan gerakan tanah.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
www.indonesia.travel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar