KENANGAN OSN-PERTAMINA
Olimpiade
Sains Nasional Pertamina telah usai, tapi kenangannya masih teringat jelas
dibenak ini. Sungguh pengalaman yang takkan terlupakan.
Mengawali
hari senin tanggal 31 Oktober 2011 dengan terburu-buru karena terlambat bangun
tidur. Pasalnya, pada malam itu tidurnya pukul 03.00 (tepatnya subuh) karena
makalah yang dibuat dan setrika pakaian plus kemas – kemasnya dan harus
berangkat dari rumah untuk ke bandara pukul 06.00.
Keterlambatan
bangun ini membuat PIC menelepon saya dengan nada yang agak kesal (menurut
saya) karena tidak sesuai dengan waktu berkumpul yang sudah disepakati. Tidak
sampai di situ saja, saya harus dimarahi oleh seorang Ibu yang juga terburu –
buru ke kantor. Kami berdua memiliki tujuan yang berbeda, namun memang saya
yang salah pilih angkot ( bukan trayeknya ), tapi supirnya lebih mengutamakan
saya. Syukurlah !!!! Setiba di tempat berkumpul, ternyata masih ada peserta
yang lebih terlambat lagi dari saya, alhasil di bandara kami check – in pada
saat pesawat boarding. Jadi, kami tak menunggu di ruang tunggu, ada hikmahnya
juga.
Wisma Makara UI
Capek
pun melanda setelah perjalanan panjangsekitar 6 jam 30 menit berakhir, tibalah
kami di Wisma Makara UI
Bertemu
dengan teman – teman sekamar sambil berkenalan singkat dan merapikan barang –
barang bawaan dilemari adalah yang saya lakukan pertama kali di kamar. Ingin
rasanya saya segera mandi, dan langsung saja saya realisasikan. Masuk di kamar
mandi, saya dibingungkan dengan cara menggunakan shower, berbagai cara lakukan
saya lakukan dengan kutak – katik (untung saja showernya tidak rusak karena
saya. Saya sempat berpikir, apa mungki fasilitasnya rusak? Kalau rusak, apa
saya harus mandi sambil jongkok menggunakan air dari keran?
Saya
keluar dari kamar mandi tuk menanyakan masalah ini dengan teman – teman
sekamar. Namun ternyata teman – teman sekamar juga pada tak tahu. Mereka tak
tahu karena mereka belum mandi, tapi kami sama – sama mencoba kutak – katik
showernya namun tetap tak bisa. Teraksa
saya harus mandi sambil jongkok menggunakan air dari keran dan teman yang
lainnya melapor ke petugas kalau showernya rusak (pendapat kami).
Petugasnya
datang setelah saya mandi, saya juga yang membukakan pintunya.
Petugas : selamat sore showernya rusak Mas?
Saya : tak tahu Pak, tapi memang tadi
tidak bisa saya gunakan.
Petugasnya ingim
masuk ke kamar mandi tuk langsung mengeceknya, namun ada orang di dalam kamar
mandi.
Petugas :
kalau mau pakai showernya tarik dulu tombol yang ada di atas keran, dan kalau ` mau pakai kerannya, tekan kembali tombolnya. Nanti
dicoba, kalau masih tidak bisa, bisa panggil saya lagi
Saya : baik Pak, terima kasih.
Tak
lama kemudian teman sekamar saya ke luar dari kamar mandi dan kami melakukan
apa yang diinstruksikan petugas tadi. Ternyata showernya tidak rusak hanya saja
kami yang tidak tahu. Kami tertawa bersama dalam kamar mandi karena
ketidaktahuan kami.
...
Jam
7 malam tiba, kami semua peserta OSN berkumpul di sebuah aula untuk malam ramah
tamah, mungkin bisa dikatakan juga malam pembukaan OSN Pertamina 2011 tingkat
nasional. Sesuai namanya, kami langsung dipersilahkan untuk makan malam. Bisa
dikatakan saya kloter yang mengambil makan malam saat itu, sehingga masih
banyak bangku yang kosong untuk diduduki tapi saya lebih memilih duduk di
belakang. Karena bangku di samping saya kosongada peserta dari daerah lain
ingin duduk di samping saya “ ingin duduk dekat orang Papua ” katanya. Memang
kami sudah berkenalan sebelumnya di bis dalam perjalanan menuju wisma. Saya
cukup tersanjung dengan keinginannya. Tetapi disela-sela kami makan dia
bertanya, “di Papua makan nasi juga ya?”. Jawab saya “iya” sambil tersenyum.
Namun dalam hati saya, saya berkata “ hah???? Orang ini bercanda apa? Atau
memang pengetahuannya mengenai Papua kurang? Mungkin dia juga tak tahu kalau di
Papua ada sawah juga “. Nasib jadi delagasi dari daerah terjauh dan jarang
diekspos, tapi tetap bangga. Pertamanya disanjung tapi selanjutnya
pertanyaannya di luar dugaan.
Dalam
malam ramah tamah ada sesi game, dan firasat saya mengatakan ada sesuatu yang
akan terjadi. Firasat saya benar, ketika seorang LO yang membawakan sesi game
mancari orang untuk berpartisipasi dalam game ini, perasaan saya mengatakan LO
ini mengarah ke arah saya untuk memanggil saya dan itu benar.
Kami
ada berenam yang menjadi target LO, perkenalan singkat terjadi dia antara kami.
LO menjelaskan instruksi game yang akan dimainkan, dan senyum – senyum sendiri
karena mikir saya bisa tidak? Karena bisa dikatakan game yang akan dimainkan
merupakan kelemahan saya, di mana game ini mengharuskan saya untuk berbicara di
hadapan banyak orang yang baru saya temui, orang yang saya kenal saja masih
malu (harus merangkai kata – kata dulu. Pada game ini saya harus
mendeskripsikan sebuah gambar, namun harus saling berkaitan dengan teman yang
sebelumnya mendeskripsikan gambarnya. Game Ini benar – benar menjadi kelemahan
saya. Ketika saya mengambil kertasnya, saya melihat gambar yang ada di situ
adalah gambar kereta api yang padat penumpangnya. Mungkin khusus gambar itu
saya bisa mendeskripikannya sendiri, tetapi karena harus dirangkai dengan
deskripsi gambar sebelumnya (inti game ini) kue saya jadi sangat bingung dan
perasaaan yang gugup. Ketika giliran saya tiba dan harus mendeskripsikannya
saya hanya bisa tersenyum saja tak tahu harus berkata apa. Pada saat itu saya
sangat malu karena tingkah LO yang mengatakan kepada peserta lainnya untuk
memberikan saya semangat denag tepuk tangan dan itu dilaksanakn dua kali (
seingat saya), ditambah lagi dengan ingin menunda giliran saya ke peserta yang
lain dan lebih parahnya lagi ingin memanggil dekan saya (untung tak terjadi).
Pikiran berkecamuk,ingin saja saya katakan “maaf di Papua tidak ada kereta api
ataupun listrik saja saja baru melihat kereta ketika dalam perjalanan menuju
wisma” tapi saya pikir – pikir, itu hanya akan membuat saya lebih malu lagi dan
teman – teman lainnya dari Papua. Jadi saya deskripsikan saja sebisa saya. Yang
baca tulisan ini kiranya masih mengingat apa yag saya katakan waktu itu.
Saya
rasa cerita saya sekian, terlalu banyak jika saya harus ceritakan semuanya dari
hari pertama sampai kelima. Namun yang jelas OSN Pertamina ini penuh cerita,
pengalaman, dan pelajaran yang sangat berharga yang saya dapati.
Namun
satu hal yang pasti yang saya dapatkan adalah Indonesia mempunyai Energi Negeri yang begitu melimpah, kami yang hadir pada
ajang ini hanyalah sebagian kecil dari yang ada. Jadi saya rasa, untuk
membangun negeri ini tidaklah sulit, hanyalah dibutuhkan semangat juang bersama
dan tali pesaudaraan yang erat. OSN Pertamina telah menjembataninya, kita harus
meneruskannya. BRAVO INDONESIA!!!!!!
Luar
biasa yang hanya bisa saya ucapkan pada ajang ini. Ajang yang mempertemukan
orang – orang hebat dari seluruh Indonesia.
Thank You Pertamina,
teruslah mencetak energi berprestasi sebagai sumber energi.
Eitsssss, belum
berakhir saya rasa ada hal yang ingin saya bagikan buat teman – teman dari
pengalaman yang masih saya ingat dan yang saya pelajari dari OSN Pertamina.
11. Ada peserta yang
bertanya pada saya, “ kok rambut kamu tidak keriting?”. Langsung saya jawab, di
Papua itu tidak semuanya penduduk asli Papua, ada juga orang perantauan seperti
saya ini. ( jadi bingung saya, mengapa
kebanyakan orang – orang di luar Papua pengetahuannya tentang Papua sepertinya kurang? )
22. Waktu naik kora – kora
saya tutup mata smbil teriak tak karuan dan menghentakkan – hentakkan kaki
saya. Sehingga ada seorang bapak mengatakan saya stress.
33. Ketika saya menilai
kemampuan saya sendiri dalam ajang ini, saya rasa saya ada di urutan 33 dari 33
peserta. Saya bisa juara di provinsi karena keberuntungan. Jadi saya jadikan
ini untuk motivasiuntuk lebih giat lagi untuk belajar dan menjadi cerita buat
teman – teman saya di kampus jika di luar sana banyak sekali orang hebat untuk
dijadikan sebagai motivasi untuk berjuang di tahun depan.
44. Makanan selama
karantina banyak sekali. Jika di kontrakkan makan apa adanya sedangkan selama di sana makan karena
ada apanya. Sampai – sampai ada snack yang tidak saya makan karena kenyang
terus, tapi kalau dikontrakkan saya tak mungkin terjadi. Dilema sempat saya
rasakan ketika makan malam di malam penganugerahan, ada makanan luar negeri.
Ingin rasanya makan makanan luar negeri mumpung gratis, kalau restoran pasti
mahal dan tak sesuai dengan isi kantong. Tapi takut salah ambil makanan, bisa
jadi yang menjadi hiasan pada makanan yang saya ambil.
15. Ini pengalaman yang
sangat mengasyikkan dan tatkan terlupakan, karena semuanya gratis (makanan,
penginapan, transportasi) dan banyak plus – plusnya. Jujur saja, Rp. 1,00 pun
tidak saya keluarkan untuk merasakan semuanya malah diberi uang. Tapi yang
lebih mengasyikkan dan tak terlupakan adalah bisa bertemu kalian semua sobatku
(Alumni OSN Pertamina 2011) kalian sudah menorehkkan sebuah cerita terindah di
hati dan takkan pernah terhapus juga selalu membuat saya tersenyum ketika
mengingat kalian.
Cerita
ini membuat saya ingin kembali mengikuti ajang ini lagi, merasakan atmosfer
yang penuh canda tawa, kebahagiaan, dan sebuah kompetisi yang sehat.
Love, Miss, and Respect
forever for all Alumni OSN Pertamina 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar